Rabu, 21 November 2007

JALAN MUDAH KE SURGA KE-2

Sambungan dari Sebelumnya (Klik di sini)
Hadis-hadis pilihan dari Rasulullah SAW yang shahih ini menunjukkan pintu-pintu pahala dan amal shaleh beserta keutamaannya, agar anda dapat bangkit dari kelalaian dan mengusir debu kemalasan serta sikap santai, langkah semakin terdorong untuk mencari ridho Allah, sehingga anda akan mendapatkan cinta-Nya dan masuk ke dalam syurga-Nya.

Hadits-hadits tersebut juga memuat tentang penghapus-penghapus (kaffarat) kesalahan yang dengannya Allah ta’ala menghapuskan dosa-dosa.
PENYAYANG

حُرِمَ عَلَى النَّارِ كُلَّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيْبٍ مِنَ النَّاسِ (السلسلة الصحيحة)

Diharamkan bagi neraka setiap orang yang santun, sopan dan memudahkan serta dekat dengan manusia “ (Silsilah Shahihah)

يَا عَائِشَةَ : إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ، وَيُعْطِيْ عَلَى الرِّفْقِ مَالاَ يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ، وَمَالاَ يُعْطَي عَلَى سِوَاهُ (صحيح الجامع)

“ Wahai Aisyah : Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan, dan Dia memberikan bagi sikap kelembutan apa-apa yang tidak diberikan bagi sikap kekasaran dan apa-apa yang tidak diberikan kepada sikap selainnya “ (Shahih Jami’)

مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ، رَحِمَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (البخاري)

“ Siapa yang memiliki rasa belas kasih meskipun terhadap sembelihan burung merpati, niscaya Allah akan menyayanginya pada hari kiamat “ (Bukhori)
MENAHAN AMARAH

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يُنَفِّذَهُ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ فِي أَيِّ الْحُوْرِ شَاءَ (صحيح الترمذي)
“ Siapa yang mampu menahan amarah sedangkan dia mampu melakukannya, Niscaya Allah akan memanggilnya di hadapan makhluk-makhluknya hingga Dia memilihkan untuknya bidadari yang disukainya “ (Shahih Turmuzi)
KEUTAMAAN TAQWA

Allah swt berfirman :

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا [الطلاق : 2]

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar “ (At-Thalaq : 2)

TAWADHU KARENA ALLAH SWT.

مَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ (مسلم)

“ Siapa yang tawadhu’ karena Allah niscaya Allah akan mengangkat (derajatnya) “ (Muslim)
SABAR

Allah swt berfirman :

} إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ{ (10) سورة الزمر

Tiada lain disempurnakan pahala orang yang sabar dengan tanpa hitungan.
[Az-Zumar :10]

Nabi bersabda yang artinya :
Orang beriman sungguh menakjubkan, Semua perkaranya baik baginya, dan hal tersebut tidak terjadi kecuali bagi seorang mu’min, jika dia mendapatkan kebaikan dia bersyukur karena itu baik baginya, dan jika dia mendapatkan keburukan dia bersabar, karena itu baik baginya (Muslim)

ZUHUD TERHADAP DUNIA

اِزْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ (السلسلة الصحيحة)

“ Zuhudlah kamu terhadap dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya mereka akan mencintaimu “ (Silsilah Shahihah)

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

قَالَ اللهُ تَعَالَى : }وَوَصَّيْنَا الإِْنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا{ (العنكبوت : 8)

“ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya “ (Al Ankabut 8)

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الْوَالِدِ، وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ

“ Ridhonya Robb terletak pada ridho orang tua, dan murkanya Robb terletak pada murkanya orang tua “ (Silsilah Shahihah)
رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ، رَغِمَ أَنْفُهُ قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ، أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةِ مسلم
“ Celaka, celaka, celaka, (shahabat) bertanya : Siapa ya Rasulullah ? : “Siapa yang mendapatkan kedua orang tuanya disaat tua, salah satunya atau keduanya tapi tidak masuk syurga “ (Muslim)

BERBAKTI KEPADA BIBI

قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَام (النساء : 1)
Allah swt berfirman : “ Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim “ (An-Nisa:1)
أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيْمًا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ ؟ قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ؟ قَالَ : لاَ، قَالَ : هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ ؟ قَالَ : نَعَمْ . قَالَ : فَبِرَّهَا " صحيح الترمذي
“ Seseorang mendatangi Rasulullahshollallohu ‘alaihi wa sallam dan berkata : “ Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa yang besar, apakah aku dapat bertaubat ?”, beliau bersabda : “ Apakah ibumu masih ada ?”, dia berkata : “ Tidak “, beliau bersabda : “ Apakah kamu punya bibi ?”, : “Ya”, beliau bersabda : “ Berbuat baiklah kepadanya “. Shahih Turmuzi.

MEMPERHATIKAN PARA JANDA, ANAK YATIM DAN ANAK WANITA.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : " السَّاعِيْ عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمَسَكِيْنِ كاَلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَأَحْسِبُهُ قَالَ وَكاَلْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ " متفق عليه
“ Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dari Rasulullah beliau bersabda : “ Orang yang memperhatikan janda dan orang miskin bagaikan mujahid di jalan Allah “ saya (Abu Hurairah) mengira beliau juga bersabda : “ Bagaikan orang yang beribadah tiada henti dan bagaikan orang yang selalu shoum “ (Muttafaq alaih)
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا. وَقَالَ بِأَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى " (البخاري)
“ Saya dan orang yang mengurusi anak yatim (nanti) di Syurga seperti ini, seraya mengisyaratkan dua jarinya
مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيْمٍ، لَمْ يَمْسَحْهُ إِلاَّ اللهُ، كَانَ لَهُ فِي كُلّ مَرَّةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٍ، وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيْمَةٍ أَوْ يَتِيْمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ. وَفَرَّقَ بَيْنَ أَصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةُ وَالْوُسْطَى "(أحمد 5/250)
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim karena Allah, maka setiap usapan tangannya akan melahirkan beberapa kebaikan, dan barang siapa yang berbuat kebaikan kepada anak yatim wanita maupun laki-laki yang ada padanya, maka saya akan bersamanya di syurga seperti ini, seraya mengacungkan kedua jarinya, jari telunjuk dan tengah “ (Ahmad 5/250)
مَا مِنْ رَجُلٍ تُدْرِكُ لَهُ ابْنَتَانِ فَيَحْسُنُ إِلَيْهِمَا مَا صَحِبَتَاهُ أَوْ صَحِبَهُمَا إِلَّا أَدْخَلَتَاهُ الْجَنَّةَ (صحيح ابن ماجة)
“ Seseorang yang memiliki dua orang anak wanita lalu diperlakukannya dengan baik selama keduanya bersamanya atau dia menemani keduanya kecuali keduanya memasukkannya ke syorga [Shohih Ibnu Majah]

WUDHU

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتَ أَظْفَارِهِ (مسلم)
Siapa yang berwudu dan melakukannya dengan baik, maka segala kesalahannya keluar dari tubuhnya hingga keluar dari bawah kuku-kukunya”
إِسْبَـاغُ الْوُضـُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَإِعْمَالُ الأَقْـدَامِ إِلِى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ يَغْسِلُ الْخَطَايَا غُسْلاً (صحيح الترغيب)
“ Menyempurnakan wudhu pada saat tidak menyenangkan, dan berjalan kaki ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat dapat mencuci (menghapus) kesalahan hingga bersih “ (Shahih Targhib)
لاَ يَتَوَضَّـأَ رَجُلٌ فَيَحْسُنُ وُضُوْءُهُ، ثُمَّ يُصَلِّي الصَّلاَةَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِي تَلِيْهَا " متفق عليه
“ Seseorang yang berwudhu dengan sempurna, kemudian melakukan shalat, niscaya dirinya akan diampuni antara shalatnya hingga shalat berikutnya” Muttafaq alaih.

WUDHU DALAM KONDISI YANG TIDAK MENYENANGKAN

أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى مَا يَمْحُوْ اللهَ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتَ ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ : قَالَ : إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ عَلَى الْمَكَارِهِ. وَكَثْرَةِ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَاْنْتِظَارِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ. فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ مسلم
“ Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menghapus kesalahan dan meninggikan derajat”, mereka menjawab: “Mau ya Rasulullah ?”, “Berwudhu pada saat yang tidak menyenangkan dan memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, itulah jihad, itulah jihad “ Muslim

MENGUCAPKAN SYAHADAT SESUDAH WUDHU

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّلهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ مسلم
“Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian mengucapkan : Asyhadu alla ilaah illallahu wahdahu laa syarikalah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, Allahummaj’alni minattawwabin waj’alni minal mutathahhirin, maka akan dibuka baginya pintu-pintu syurga yang dia dapat masuk dari mana saja dia suka “ (Muslim)

AZAN

مَنْ أَذَّنَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةَ وَكُتِبَ لَهُ بِتَأْذِيْنِهِ فِي كُلِّ يَوْمٍ سِتُّوْنَ حَسَنَةً وَبِإِقَامَتِهِ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً صحيح الجامع
“ Siapa azan selama dua belas tahun maka wajib baginya mendapatkan syurga dan azannya setiap hari dicatat sebagai enampuluh kebaikan dan iqomahnya dihitung tigapuluh kebaikan “ (Shahih Jami’)
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كل رَطْبٌ وَيَابِسٌ صحيح أبي داود
Mu’azin (orang yang azan) akan diampuni sepanjang suaranya dan disaksikan oleh semua makhluk-Nya” (Shahih Abu Daud)
اَلْمُؤَذِّنُ يُغْفَرْ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَأَجْرُهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ صحيح الجامع
“ Seorang mu’azin diampuni sepanjang suaranya dan pahalanya bagaikan pahala orang yang shalat bersamanya “ (Shahih Jami’)


BACAAN TATKALA MENDENGAR AZAN

مَنْ قَالَ حِيْنَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنُ : أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. رَضِيْتُ بِاِللهِ رَبّاً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ مسلم
Siapa yang berkata tatkala mendengar mu’azin : tatkala (selesai) mendengarkan azan : Asyhadu Allaailaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa’anna Muhammadan abduhu warasuluh, radiitu billahi rabba, wabil Islami diina wabimuhammadin nabiyya warasulaa, maka dosanya akan diampuni “ (Muslim)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ بِلاَلُ يُنَادِيْ فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صلى الله عليه وسلم " مَنْ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ هَذَا يَقِيْناً دَخَلَ الْجَنَّةَ"
“ Dari Abu Hurairah radiallahuanhu dia berkata : Saat kami bersama Rasulullah berdirilah Bilal dan melakukan azan, tatkala diam bersabdalah Rasulullah : “ Siapa yang mengucapkan seperti apa yang dia ucapkan dengan yakin akan masuk syurga “ (
MEMBANGUN MASJID

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا كَمِفْحَصِ خُطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ " صحيح ابن ماجة
“ Siapa yang membangun masjid sekedar rumah burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga “ Shahih Ibnu Majah

SIWAK

السِّوَاكُ تَطْهِرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ [إرواء الغليل]
“ Siwak dapat mensucikan mulut dan mendatangkan keridhoan Robb“ (Irwa’ul Ghalil).

BERJALAN MENUJU TEMPAT SHALAT

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَضَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهُمَا تُحَطُّ خَطِيْئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةٌ (مسلم)
“ Siapa yang bersuci di rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah (shalat), niscaya langkah-langkahnya yang satu akan menghapuskan kesalahan dan yang lainnya akan mengangkat derajat “ (Muslim)

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ فِي الْجَنَّةِ نَزْلاً كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ البخاري
“ Siapa yang segera berangkat ke masjid dan kemudian (setelah selesai shalat) keluar darinya niscaya akan Allah sediakan baginya syurga suatu tempat di syurga setiap kali dia berangkat dan keluar dari masjid “
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُحْرِمِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melakukan shalat fardhu, maka pahalanya bagaikan pahala orang yang sedang melakukan ihram “ (Shahih Abu Daud)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظُّلْمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صحيح ابن ماجة
“ Berikan kabar gembira kepada orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid, yaitu bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang terang benderang pada hari qiyamat “ (Shahih Ibnu Majah)

SHALAT

إَنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أَتَى بِذُنُوْبِهِ كُلِّهَا فَوُضِعَتْ عَلَى رَأْسِهِ وَعَاتِقَيْهِ، فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تَسَاقَطَتْ عَنْهُ " السلسلة الصحيحة
“ Seorang hamba jika dia bangun untuk mendirikan shalat, maka didatangkan semua dosanya dan diletakkan diatas kepalanya dan kedua pundaknya, maka setiap kali dia ruku’ dan sujud berjatuhanlah (dosa-dosa itu) darinya “ (Silsilah Shahihah)
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَرُفِعََ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ (صحيح الجامع)
“ Seorang hamba disaat sujud kepada Allah niscaya akan Allah tulis baginya satu kebaikan, dan dihapus darinya satu kesalahan dan diangkat baginya satu derajat, maka perbanyaklah kalian untuk bersujud “ (Shahih Jami’)
إِنَّ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يُذْهِبْنَ بِالذُّنُوْبِ كَمَا يُذْهِبُ الْمَاءُ الدَّرْنَ " (صحيح الجامع)
“ Sesungguhnya shalat (fardhu) yang lima itu menghapus segala dosa sebagaimana air menghapus kotoran “ (Shahih Jami’)
مَنْ أَتَمَّ الْوُضُوْءَ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ فَالصَّلَوَاتُ الْمَكْتُوْبَاتِ كَفَّارَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ " مسلم
“ Siapa yang menyempurnakan wudhu sebagaimana yang diperintahkan Allah, (kemudian dia melakukan) shalat-shalat yang difardhukan, niscaya semua itu menjadi penghapus (dosa-dosa) diantara shalat fardhu itu.” Muslim
أَفْضَلُ الصَّلَوَاتٍ عِنْدَ اللهِ صَلاَةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فِي جَمَاعَةٍ صحيح الجامع
“ Shalat yang paling afdhal disisi Allah adalah shalat Shubuh pada hari Jum’at secara berjamaah” (Shahih Jami’)

SHALAT DI AWAL WAKTU

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
“ Perbuatan yang paling disukai Allah adalah (melakukan) shalat pada awal waktu, kemudian berbakti kepada orang tua, kemudian jihad di jalan Allah “ Muttafaq alaih
فَإِنَّ رَبَّكُمْ يَقُوْلُ : مَنْ صَلَّى الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا، وَحَافَظَ عَلَيْهَا وَلَمْ يُضَيِّعْهَا اِسْتِخْفَافًا بِحَقِّهَا، فَلَهُ عَلَيَّ عَهْدٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ [ إرواء الغليل 387]
“ Sesungguhnya Rabb kalian berfirman : Siapa yang shalat pada waktunya dan menjaganya serta tidak melalaikannya karena menganggap remeh kedudukannya, maka baginya ada janji dari-Ku untuk Aku masukkan kedalam syurga “

SHALAT BERJAMAAH

صَلاَةُ الرَّجُلِ فِيْ جَمَاعَةٍ تَزِيْدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ وَصَلاَتُهُ فِي سُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً، وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يُرِيْدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّرَفَعَهُ اللهُ بِهِ دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ، فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ، وَتُصَلِّي الْمَلاَئِكَةَ عَلَيْهِ مَا دَامَ فيِ مَجْلِسِهِ الَّذِي يُصَلِّي فِيْهِ، يَقُوْلُوْنَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ، اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ، مَالَمْ يُؤْذِ فِيْهِ أَوْ يَحْدُثْ فِيْهِ " (متفق عليه)

“ Shalatnya seseorang dalam jama’ah dibanding shalatnya di rumah dan di pasar nilainya lebih banyak duapuluh lima derajat, hal yang demikian itu karena jika salah seorang diantara kamu menyempurnakan wudhunya kemudian berjalan menuju masjid hanya untuk tujuan shalat, niscaya maka setiap langkahnya akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahannya hingga dia masuk masjid, jika dia telah masuk masjid, maka (pahalanya) dia bagaikan dalam keadaan orang shalat, selama shalat yang membuatnya tidak beranjak, sementara para malaikat mendoakannya selama dia ditempat shalatnya dengan mengucapkan : Yaa Allah, ampunilah dia, Yaa Allah sayangilah dia, Yaa Allah berilah dia taubat, selama dia tidak menyakiti (orang lain) didalamnya dan tidak berhadats “ Muttafaq alaih

مَنْ صَلَّى أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ، يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةِ الأُوْلَى، كُتْبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ " (صحيح الجامع)
“ Siapa yang shalat sebanyak empat puluh hari secara berjamaah, dan mendapatkan takbir pertama, dicatat baginya dua kebebasan, kebebasan dari neraka, dan kebebasan dari nifaq (sifat munafiq) “ (Shahih Jami’)

BERADA DI BARISAN PERTAMA DALAM SHALAT

لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا فِي الصَّفِّ الأَوَّلِ لَكَانَتْ قُرْعَةً مسلم
“ Seandainya kalian mengetahui apa yang terdapat dalam barisan pertama niscaya mereka akan melakukan undian (untuk mendapatkannya)” Muslim

MENGUCAPKAN AMIN

إِذَا أَمَّنَ الإِمَامُ فَأَمِّنُوا، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنَهُ تَأْمِيْنَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
“ Jika Imam mengucapkan amin maka hendaklah kalian juga mengucapkan amin, karena siapa yang aminnya berbarengan dengan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa sebelumnya” (Muttafaq alaih)

UCAPAN MAKMUM DALAM I’TIDAL

إِذَا قَالَ الإِمَامُ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه، فَقُولُوا : اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“ Jika Imam berkata : Sami’allahuliman hamidah, maka ucapkanlah: Allahumma rabbana walakal hamdu. Karena siapa yang ucapannya berbarengan dengan ucapan malaikat niscaya akan diampuni baginya dosa sebelumnya “ Bukhori

SHALAT JUM’AT

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمْعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ وَزِيَادَةَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مسلم
“ Siapa yang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat untuk shalat jum’at, lalu mendengarkan (khutbah) dan diam, niscaya akan diampuni baginya antaranya dan antara Jum’at berikutnya ditambah tiga hari [HR Muslim .]

BERSEGERA UNTUK SHALAT JUM’AT

مَنْ غَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَرَ وَالتَبَكُّرِ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ، وَدَنَا مِنَ الإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يُلْغِ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةِ أَجْرِ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا صحيح الترمذي
“ Siapa yang mandi pada hari Jum’at dan bersegera (berangkat) dengan berjalan tanpa berkendaraan, lalu mendekati tempat imam dan mendengarkan serta tidak berbuat sia-sia, maka bagi setiap langkahnya bagaikan pahala amal puasanya dan ibadahnya selama satu tahun “ Shahih Turmuzi

مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةٍ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ " متفق عليه
“ Siapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi junub kemudian berangkat (pada waktu pertama) maka dia bagaikan berkorban dengan seekor onta, barang siapa yang berangkat pada waktu kedua seakan-akan berkurban dengan satu ekor sapi. Barang siapa berangkat pada waktu yang ketiga seakan-akan berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk dan barang siapa yang berangkat pada waktu yang keempat seakan-akan berkurban dengan seekor ayam jago. Barang siapa yang berangkat pada waktu yang kelima seakan-akan dia berkurban dengan satu butir telur dan jika imam keluar untuk naik mimbar datanglah malaikat untuk mendengan dzikir[Khutbah]

WAKTU MUSTAJAB PADA HARI JUM’AT

إِنَّ فِي الْجُمْعَةِ لَسَاعَةٌ لم يوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ" متفق عليه
“ Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat sa’at-sa’at yang jika bertepatan pada waktu seorang muslim yang sedang sedang shalat meminta kepada Allah tentang kebaikan niscaya akan Allah berikan kepadanya “ Muttafaq alaih

SHALAT NAFILAH (SUNNAH)

صَلاَةُ الرَّجُلِ تَطَوَّعًا حَيْثُ لاَ يَرَاهُ النَّاسُ تَعْدِلُ صَلاَتَهُ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ صحيح الجامع
“ Shalat sunnahnya seseorang yang tidak dilihat manusia menyerupai shalatnya dia di depan manusia sebanyak dua puluh lima kali “ Shahih Jami’
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا مسلم
“ Dua rakaat (sebelum shalat) Fajar lebih baik dari dunia beserta isinya “ Muslim
مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَالَّليْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ : أَرْبَعاً قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ صحيح النسائى
“ Siapa yang secara konsisten melakukan dua belas rakaat (shalat Rawatib) setiap hari dan malam niscaya akan masuk syurga : Empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Shubuh “ Shahih Nasa’i.
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعَ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ صحيح أبي داود
“ Siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya Allah haramkan dia dari api neraka “ Shahih Abu Daud
رَحِمَ اللهُ امْرَءًا صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعاً صحيح أبي داود
“ Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar “ (Shahih Abu Daud)
SHALAT DUHA

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَي مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى مسلم
“Setiap tulang persendian kalian harus dishadaqahi, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, amar ma’ruf adalah shadaqah, nahi munkar adalah shadaqah, yang demikian itu dapat terbalas dengan melakukan dua rakaat shalat Dhuha.

SUJUD

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْجُدُ للهِ سَجْدَةً إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً، وَمَحَى عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً، وَرَفَعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةً، فَاسْتَكْثِرُوا مِنَ السُّجُوْدِ حيح ابن ماجة
“ Tidak ada seorang hamba yang bersujud kepada Allah sekali sujud saja niscaya Allah tulis baginya dengan sujudnya itu, sebuah kebaikan, dan Dia hapus kesalahan-Nya, Dia derajat-Nya.
QIYAMULLAIL (TAHAJJUD)

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَقُرْبَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى وَمُنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيْر للِسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ مسلم صحيح الجامع
“Hendaklah kalian melakukan qiyamullail karena hal tersebut merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, dapat menghapuskan dosa serta kesalahan dan dapat menyingkirkan penyakit dari badan” (Muslim, shahilul Jami’)
إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ الَّليْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا كُتِبَا فِي الذَّاكِرِيْنَ وَالذَّاكِرَاتِ صحيح الترغيب
“Jika seseorang membangunkan istrinya pada waktu malam, kemudian mereka berdua shalat, atau dia shalat dua rakaat bersama-sama, maka mereka berdua dicatat sebagai orang-orang yang berzikir” (Shahih Targhib)

BERZIKIR SETELAH SHALAT SHUBUH HINGGA TERBIT MATAHARI

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةً تَامَّةً تَامَّةً صحيح الترمذي
“Siapa yang shalat shubuh berjamaah, kemudian duduk hingga terbit matahari, lalu shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umroh dengan sempurna….dengan sempurna….dengan sempurna ”
َلأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ صحيح أبي داود
“Saya duduk bersama orang-orang yang berzikir setelah shalat Shubuh hingga terbit matahari lebih saya sukai dari pada membebaskan empat orang budak dari Bani Isam’il” (Shahih Abu Daud)

BERZIKIR KEPADA ALLAH SETELAH SHALAT ASHAR HINGGA TERBENAM MATAHARI

َولأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً صحيح أبي داود
“Saya duduk bersama satu kaum yang berzikir kepada Allah dari shalat Ashar hingga terbenam matahari lebih saya sukai dari pada membebaskan empat orang budak” (Shahih Abu Daud)
ZIKIR DAN TASBIH

أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ : كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيْحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفَ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفَ خَطِيْئَةٍ مسلم
“Tidak mampukah salah seorang diantara kalian meraih seribu kebaikan dalam sehari ?, maka berkatalah salah seorang shahabatnya: “Bagaimanakah salah seorang diantara kita meraih seribu kebaikan (dalam sehari) ?. Beliau bersabda: “Ucapkanlah tashbih(سبحان الله وبحمده/Subhanallah) seratus kali, niscaya akan dicatat baginya seribu kebaikan dan dihapus baginya seribu keburukan” Muslim
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلىَ الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ صحيح ابن ماجة
“Ada dua kalimat yang ringan (diucapkan) oleh lisan tetapi berat dalam timbangan disisi Allah: Subhanallah wabihamdihi subhanallahil Adzim “ Shahih Ibnu Majah.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ يَغْرِسُ لَكَ بِكَ وَاحِدَةً شَجَرَةَ فِي الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Subhanallah Walhamdulillah Walaailaaha Illallah Wallahuakbar, (adalah kalimat yang dengan membacanya) akan ditanamkan bagimu sebatang pohon dalam syurga “ Shahih Ibnu Majah
ZIKIR TATKALA BANGUN DARI MAJLIS

مَنْ جَلَسَ فِي مَجْلِسِهِ يَكْثُرُ فِيْهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ مِنْ مَجْلِسِ ذَلِكَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا كَانَ فِي مَجْلِسِهِ ذَلِكَ صحيح التزمذي
“Siapa yang duduk dalam majlis yang didalamnya banyak terdapat senda gurau, kemudian sebelum beranjak dari tempat itu dia mengucapkan: Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaaik, maka dia akan diampuni atas apa yang diperbuatnya pada majlisnya tersebut” Shahih Turmuzi.
ISTIGHFAR

قال الله تعالى :
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوْءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُوْراً رَحِيْماً النساء 110
“ Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya. Kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Pengampun Lagi Maha Penyayang “ (An Nisa 110)
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ (آل عمران : 135)
“ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah …” (Ali Imran 135)
طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ إِسْتِغْفَارًا كَثِيْراً
صحيح ابن ماجه
“Beruntunglah orang yang mendapatkan dalam lembaran (kehidupan)-nya istighfar yang banyak” Shahih Ibnu Majah.
مَامِنْ عَبْدٍ يَذْنِبُ ذَنْباً فَيُحْسِنُ الطَّهُوْرَ ثُمَّ يَقُوْمُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ : وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ إِلَى آخِرِ الآيَةِ صحيح أبي داود
“Setiap hamba yang melakukan suatu dosa, kemudian dia bersuci (berwudhu) dengan sempurna, kemudian dia berdiri untuk melaksanakan shalat dua rakaat kemudian istighfar kepada Alloh subhaanahu wa ta’aalaa. pastilah Alloh ampuni buatnya . Kumudian Beliau membaca ayat ini :
وَالَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ
Sampai ahir ayat
UCAPAN
لا حول ولا قوة إلا بالله
أَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَإِنَّهَا مِنْ كُنُوْزِ الْجَنَّةِ صحيح ابن ماجه
“Perbanyaklah membaca: Laa haula Walaa Quwwata Illah Billah” karena merupakan gudang harta di syurga” Shahih Ibnu Majah

SHALAWAT KEPADA NABI

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشَرَ خَطِيْئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ صحيح النسائي
“Siapa yang (membaca) shalawat kepadaku sekali saja maka Allah akan bershalawat (merahmatinya) sepuluh kali dan dihapuskan baginya sepuluh kesalahan serta diangkat untuknya sepuluh derajat” Shahih An Nasa’i.

SHAUM

الصَّوْمُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ صحيح الجامع
“Puasa (shoum) adalah tameng yang dengannya seorang hamba berlindung dari api neraka” Shahih Al Jami’
مَنْ صَامَ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ بَاعَدَ اللهُ مِنْهُ جَهَنَّمَ مَسِيْرَةَ مِائَةَ عَامٍ صحيح الجامع

“Siapa yang puasa sehari di jalan Allah, maka Allah jauhkan darinya api neraka sejauh seratus tahun perjalanan [Shohih Al-Jami’]
مَنْ عَتَمَ لَهُ بِصَوْمِ يَوْمٍ مُحْتَسِباً عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ السلسلة الصحيحة
“Siapa yang melakukan shoum sehari dengan mengharap pahala dari Allah ta’ala maka dia masuk syurga” Silsilah Shahihah.
SHOUM TIGA HARI SETIAP (PERTENGAHAN) BULAN

مَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ فَقَدْ صَامَ الدَّهْرُ كُلُّهُ صحيح الجامع
“Siapa yang shoum tiga hari setiap bulan maka dia seperti berpuasa sepanjang masa” Shahih Jami’

SHAUM RAMADHAN

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ البخاري
“Siapa yang yang puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu” [Al Bukhori]

SHAUM ENAM HARI PADA BULAN SYAWAL

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتاًّ مِنْ شَوَّال كَانَ كَصَوْمِ الدَّهْرِ مسلم
“Siapa yang puasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa Syawwal enam (hari) maka dia bagaikan puasa selamanya” Muslim

SHAUM PADA MUSIM DINGIN

الصَّوْمُ فِي الشِّتَاءِ الْعَنِيْمَةُ الْبَارِدَةُ السلسلة الصحيحة
“Puasa pada musim dingin bagaikan mendapatkan ghanimah (rampasan perang) dingin” Silsilah Shahihah

SHOUM HARI ARAFAH DAN HARI ‘ASYURO

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ خَلْفَهُ وَمَنْ صَامَ عَاشُوْرَا غُفِرَ لَهُ سَنَةً صحيح الترغيب
“Siapa yang puasa pada hari Arafah maka diampuni baginya (dosa) setahun sesudahnya dan setahun sebelumnya, dan siapa yang puasa Asyuro maka diampuni baginya (dosa) setahun” Shahih Targhib

SHAUM SYA’BAN

شَعْبَانُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ يَغْفَلُ النَّاسَ عَنْهُ تَرْفَعُ فِيْهِ الأَعْمَالَ فَأَحَبُّ أَنْ لاَ يُرْفَعُ عَمَلِي إِلاَّ وَأَنَا صَائِمٌ السلسلة الصحيحة
“(Bulan) Sya’ban terletak antara (bulan) Rajab dan Ramadhan, banyak orang yang mengabaikannya, pada bulan itu perbuatan manusia diangkat, maka aku ingin saat amalku diangkat aku berada dalam keadaan shoum” Silsilah Shahihah.
SHAUM PADA BULAN MUHARRAM

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمِ
مسلم
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah (yaitu) Muharram” Muslim

MEMBERI MAKAN BERBUKA BAGI ORANG YANG SHAUM

مَنْ فَطَّرَ صَائِماً كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئاً صحيح الجامع
“Siapa yang memberi makan berbuka bagi orang berpuasa maka baginya pahala seperti orang tersebut dan tidak mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” Shahih Jami’

Tidak ada komentar: